Kota yang merupakan ibu kota dari Jawa Barat ini adalah kota mimpiku 4 tahun yang lalu, Mimpi yang indah tentang masa depanku yang cerah ada kota ini...Si putih abu jadi saksi dimana aku berusaha untuk bisa mendapatkan tempat disebuah PTN ternama di kota ini, berjuang mati-matian, datang dengan bermodalkan keberanian dan tekad yang kuat untuk bisa masuk ke fakultas hukum. Sebenarnya cita-citaku dulu simple aku ingin jadi seorang pengacara kriminal, aku ingin membela orang-orang yang lemah, ketidak adilan hukum di negeri ini membuat aku terpanggil ingin masuk kedunia peradilan. Bukan hanya soal cita-cita, tapi cinta pertamaku waktu SD-pun akan kuliah di kota yang sama, aku ingin mewujudkan mimpiku bisa jadi seorang pengacara dan bisa bersatu dengan cinta pertamaku di Paris Van Java ini. Namun semua mimpiku hilang saat orangtuaku tidak menyetujui keinginanku, akhirnya mimpiku hilang seketika dan aku terdampar di ibu kota.
Jakarta kota yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya jadi kota peradabanku, cita-citakupun berubah saat semua mimpiku hilang aku masuk fakultas komunikasi dengan jurusan jurnalistik. Awal kuliah aku merasa terpaksa, yang aku inginkan hanya satu bisa keluar dan akhirnya aku bisa pindah ke Paris Van Java dan bisa dekat dengan cinta pertamaku. Namun terus berharap seperti itu percuma nasi sudah jadi bubur, akhirnya aku mulai beradaptasi dan mengikuti arus kehidupan. Aku bisa mengikuti arus dan aku mulai menentukan kemana arah hidupku, kali ini aku ingin menjadi seorang jurnalistik, Iya aku ingin bisa bercengraman langsung dengan orang-orang, mencari berita, memecahkan masalah dan menberikan informasi untuk orang banyak. Pengacara dan Jurnalistik tidak jauh beda.
Aku bisa melupakan cinta pertamaku saat aku kenal dia, sedikit demi sedikit harapan aku untuk bisa dekat dengan cinta pertamaku hilang dengan seiring berjalannya waktu. Iya dia orang pertama yang bisa menggantikan cinta pertamaku. Aku banyak tau tentang sesuatu yang aku tidak tau dari dia, dari mulai soal pelajaran, kehidupan, cinta dan sakit. Iya sakit melebihi saat aku harus berpisah dengan cinta pertamaku, sakit tentang perselingkuhan, kebohongan, permainan dan penghianatan itu semua aku rasakan tentang cinta di kota Jakarta. Cinta aku hancur di kota Jakarta tapi tidak dengan hidup aku.
aku berdiri kokoh saat satu persatu oranng yang aku percaya menghianati aku, pacar, teman dan sahabat mereka semuanya sama hanya ingin melihat aku hancur. Tapi aku tidak akan pernah hancur aku akan tetap kokoh memperjuangkan mimpiku, mengejar cita-ciku menjadi seorang Jurnalis. meskipun aku sendiri aku berjanji aku menjadikan mimpiku menjadi sebuah kenyataan, aku tidak akan menyerah hanya karena mereka...
Saat mimpiku mulai terjawab Paris Van Java memanggilku kembali....
Dan ini pilihan tersulitku saat ini
antara mimpi dan janji??
Jakarta kota yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya jadi kota peradabanku, cita-citakupun berubah saat semua mimpiku hilang aku masuk fakultas komunikasi dengan jurusan jurnalistik. Awal kuliah aku merasa terpaksa, yang aku inginkan hanya satu bisa keluar dan akhirnya aku bisa pindah ke Paris Van Java dan bisa dekat dengan cinta pertamaku. Namun terus berharap seperti itu percuma nasi sudah jadi bubur, akhirnya aku mulai beradaptasi dan mengikuti arus kehidupan. Aku bisa mengikuti arus dan aku mulai menentukan kemana arah hidupku, kali ini aku ingin menjadi seorang jurnalistik, Iya aku ingin bisa bercengraman langsung dengan orang-orang, mencari berita, memecahkan masalah dan menberikan informasi untuk orang banyak. Pengacara dan Jurnalistik tidak jauh beda.
Aku bisa melupakan cinta pertamaku saat aku kenal dia, sedikit demi sedikit harapan aku untuk bisa dekat dengan cinta pertamaku hilang dengan seiring berjalannya waktu. Iya dia orang pertama yang bisa menggantikan cinta pertamaku. Aku banyak tau tentang sesuatu yang aku tidak tau dari dia, dari mulai soal pelajaran, kehidupan, cinta dan sakit. Iya sakit melebihi saat aku harus berpisah dengan cinta pertamaku, sakit tentang perselingkuhan, kebohongan, permainan dan penghianatan itu semua aku rasakan tentang cinta di kota Jakarta. Cinta aku hancur di kota Jakarta tapi tidak dengan hidup aku.
aku berdiri kokoh saat satu persatu oranng yang aku percaya menghianati aku, pacar, teman dan sahabat mereka semuanya sama hanya ingin melihat aku hancur. Tapi aku tidak akan pernah hancur aku akan tetap kokoh memperjuangkan mimpiku, mengejar cita-ciku menjadi seorang Jurnalis. meskipun aku sendiri aku berjanji aku menjadikan mimpiku menjadi sebuah kenyataan, aku tidak akan menyerah hanya karena mereka...
Saat mimpiku mulai terjawab Paris Van Java memanggilku kembali....
Dan ini pilihan tersulitku saat ini
antara mimpi dan janji??
Komentar
Posting Komentar