Setelah terkenal dengan budaya "KORUPSI",
Sekarang budaya "BODOR" sedang beradaptasi dengan sang Pertiwi...
Saya ambil kata "BODOR" kata serapan dari bahasa Sunda yang berarti Lucu...
Memang Negara ini memang bodor, hmmm bisa kita lihat dari kelakuan sang petinggi yang sering berada digedung hijau...
Banyak cerita bodor yang terdengar di gedung hijau sana..
Cerita bodor digedung hijau kita tinggalan saja dulu..
Ini mengenai budaya Bodor yang mulai menjadi trend
menurut saya percaya ngga percaya budaya ini memang sudah menjadi hal yang biasa
bisa kita lihat sekarang rating paling tinggi adalah acara "BODOR"
Memang acara bodor itu adalah acara yang menghibur dan bisa membuat kita tertawa ngakak..
Tapi kenyataannya saat ini budaya "Bodor" sudah kelabasan...
bisa dibilang meleset dari benang merah yang sebenarnya...
Sekarang segala sesuatupun bisa dikatakan bodor, mulai dari masalah pemerintahan, budaya, suku, bahkan yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan adalah masalah agama.
Salah satu artis lawak kita yang saat ini terkena kasus pelecehan agama gara-gara bahan lucuannya.
Itulah yang saya sebutkan bahwa BODOR saat ini sudah tidak pada tempatnya lagi.
meleset dari benang merah...
Entah karena kehabisan kata untuk melucu, sekarang kata-kata yang sakralpun dijadikan sebuah bahan untuk membuat orang tertawa...
BODOR saat ini bisa dijadikan alat untuk melecehkan , menyindir, menghina...membuli tentunya itu bukan hal yang terpuji sudah meleset dari definisi bodor yang sesungguhnya.
Budaya Bodor yang meleset ini bisa merusak moral anak bangsa..
Why??
Karena Budaya sangatlah berpengaruh terhadap tmbuh kembangnya moral para generasi penerus kita, dan Budaya Bodor ini bukan budaya yang baik untuk membentuk anak bangsa yang berkualitas.
Negara kita memang butuh bodor tentunya bodor yang memdidik dan masih ada pada jalurnya..
bodor hanyalah melucu jangan dijadikan alat untuk hal-hal tertentu...
Bentuklan generasi-generasi muda kita menjadi orang yang serius dan bertanggung jawab
Bukan orang yang "BODOR" yang bisa mem"BODOR"kan Negeri Pertiwi ini...
ayu aryanti
Sekarang budaya "BODOR" sedang beradaptasi dengan sang Pertiwi...
Saya ambil kata "BODOR" kata serapan dari bahasa Sunda yang berarti Lucu...
Memang Negara ini memang bodor, hmmm bisa kita lihat dari kelakuan sang petinggi yang sering berada digedung hijau...
Banyak cerita bodor yang terdengar di gedung hijau sana..
Cerita bodor digedung hijau kita tinggalan saja dulu..
Ini mengenai budaya Bodor yang mulai menjadi trend
menurut saya percaya ngga percaya budaya ini memang sudah menjadi hal yang biasa
bisa kita lihat sekarang rating paling tinggi adalah acara "BODOR"
Memang acara bodor itu adalah acara yang menghibur dan bisa membuat kita tertawa ngakak..
Tapi kenyataannya saat ini budaya "Bodor" sudah kelabasan...
bisa dibilang meleset dari benang merah yang sebenarnya...
Sekarang segala sesuatupun bisa dikatakan bodor, mulai dari masalah pemerintahan, budaya, suku, bahkan yang lagi hangat-hangatnya dibicarakan adalah masalah agama.
Salah satu artis lawak kita yang saat ini terkena kasus pelecehan agama gara-gara bahan lucuannya.
Itulah yang saya sebutkan bahwa BODOR saat ini sudah tidak pada tempatnya lagi.
meleset dari benang merah...
Entah karena kehabisan kata untuk melucu, sekarang kata-kata yang sakralpun dijadikan sebuah bahan untuk membuat orang tertawa...
BODOR saat ini bisa dijadikan alat untuk melecehkan , menyindir, menghina...membuli tentunya itu bukan hal yang terpuji sudah meleset dari definisi bodor yang sesungguhnya.
Budaya Bodor yang meleset ini bisa merusak moral anak bangsa..
Why??
Karena Budaya sangatlah berpengaruh terhadap tmbuh kembangnya moral para generasi penerus kita, dan Budaya Bodor ini bukan budaya yang baik untuk membentuk anak bangsa yang berkualitas.
Negara kita memang butuh bodor tentunya bodor yang memdidik dan masih ada pada jalurnya..
bodor hanyalah melucu jangan dijadikan alat untuk hal-hal tertentu...
Bentuklan generasi-generasi muda kita menjadi orang yang serius dan bertanggung jawab
Bukan orang yang "BODOR" yang bisa mem"BODOR"kan Negeri Pertiwi ini...
ayu aryanti
Komentar
Posting Komentar